Menurut D. Otong dan A. soeharjo biaya usaha tani berdasarkan sifatnya dapat digolongkan berdasarkan:
1. Biaya tetap dan biaya variable
Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi. Contoh biaya tetap adalah pajak, penyusutan alat-alat produksi, bunga pinjaman, sewatanah dan lain sebagainya. Sedangkan biaya variable adalah biaya yang berubah sesuai dengan besarnya produksi. Contoh biaya variable adalah bibit, pembelian pakan, pembelian sarana produksi, dan sebagainya.
2. Biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan
Biaya yang dibayarkan langsung adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam usaha tani.nya. misalnya biaya pembelian bibit, pakan, obat-obatan dan lain sebagainya. Sedangkan biaya yang tidak bibayarkan secara langsung adalah biaya yang tidak dikeluarkan petani tetapi dihitung sebagai biaya. Contohnya adalah tenaga kerja keluarga, bunga modal, biaya penyusutan danlain sebagainya.
Biaya langsung dan biaya tidak langsung
3. Biaya langsung adalah biaya yang langsung digunakan dalam proses produksi misalnya pemeblian bibit, pakan, obat-obatan dan lain sebaginya. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung digunakan dalam proses produksi misalnya biaya sewa lahan sendiri, penyusutan modal, biaya makan keluarga dan lain sebagainya.
Penerimaan dan pendapatan usaha tani
Penerimaan usaha tani adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan usaha taninya. Sedangkan pendapatan adalah jumlah uang yang tersisa setelah penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkan maupun yang diperhitungkan. Pendapatan oleh beberapa ahli dibagi lagi menjadi pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah perimaan dikurangi dengan yang biaya yang dikeluarkan. Sedangkan pendapatan bersih adalah penerimaan dikurang dengan biaya yang dikeluarkan dan diperhitungkan.
0 Comments