Kira-kira siapa yang paling untung antara petani dengan tengkulak? Jawabannya sudah umum, tengkulak adalah pihak yang lebih untung dibandingkan petani.
Yogi dan Rantaningtyas dalam bukunya yang berjudul ‘Pengantar Ekonomi Pertanian’ (2012: 118) mengatakan bahwa suatu saluran tataniaga dianggap lebih efisien dibanding dengan saluran tataniaga yang lain apabila margin tataniaganya lebih rendah dan pembagian keuntungannya adil sesuai dengan jumlah pengorbanan yang disumbangkan pada saluran tataniaga tersebut.
Dalam saluran tataniaga di bidang pertanian, pada umumnya yang mendapatkan keuntungan tertingi adalah pedagang besar, dan keuntungan terendah adalah petani produsen. Padahal pengorbanan tertinggi dikeluarkan oleh petani produsen. Pedagang dalam proses pengaliran produk hasil pertanian hanya dalam hitungan hari, sedangkan petani produsen membutuhkan waktu yang lebih lama dapat mencapai tiga bulan, bahkan satu tahun untuk kopi. Kebutuhan waktu petani mulai dari penanaman sampai pemanenan. Dengan demikian seharusnya petani produsenlah yang layak mendapatkan keuntungan tertinggi.
Hal demikian juga menimpa komunitas petani kopi. Meski tren bisnis kopi terus naik, yang ditandai dengan kedai kopi merk internasional hingga lokal bermunculan. Tapi petani kopi belum tentu ikut menikmati hasil kemajuan ini. Para tengkulak dan kedai-kedai kopilah yang memetik untung besar.
Kondisi di atas mendorong Communal Coffee, sebuah komunitas Roasting kopi asal Bandung, untuk membangun sistem alternatif yang lebih adil dan mensejahterakan bersama, terutama bagi para petani kopi mitranya di Sumedang Jawa Barat.
Bermula dari mengolah hasil panen secara mandiri, para petani kopi kini mampu membuat manajemen stok, hingga ikut menghitung dan menentukan harga jual.
Video di bawah ini adalah contoh kasus yang menarik bagaimana petani kopi dan komunitas roasting kopi memotong rantai tataniaga, membuang tengkulak, dan menetapkan harga produk yang jauh diatas dari harga pasaran di mana tengkulak berseliweran.
Contoh penetapan harga kopi ini bisa dijadikan contoh untuk para petani lainnya dalam menetapkan harga jual dan kerjasama dengan komunitas lain.
Setelah kita mengetahui pentingnya jaringan usaha dalam membesarkan bisnis yang kita jalani. Kita perlu membuat bank data pihak-pihak mana saja yang akan kita butuhkan dan kita hubungi nantinya. Bank data ini seperti buku telepon berisi nama orang, Read more…
Seorang wirausahawan tidak dapat hidup sendiri dalam menjalankan usahanya, namun ada keterkaitan dengan pihak luar baik sebagai pemasok, pelanggan, maupun pedagang perantara. Oleh karena itu diperlukan suatu jaringan usaha agar usaha yang kita jalankan berkelanjutan. Read more…
Memilih rekan bisnis ibarat menikah, memilih pasangan akan berakibat pada perceraian. Begitu pula dalam menjalankan usaha, apabila salah dalam memilih rekan bisnis yang Anda jalankan bisa berantakan. Karena itu pertimbangkan baik-baik sebelumnya untuk mendeteksi kesalahan Read more…
0 Comments