Salah satu warga Brazil mengais sisa sayuran (Raimundo Pacco / AFP – detikNews) |
Kalau anda jeli perhatikan medsos saya baik facebook atau instagram anda akan jarang menemukan postingan tentang makanan atau minuman. Berbeda dengan kebanyakan orang, saya memang tidak suka posting makanan enak dan menggugah selera. Padahal aslinya Saya suka makan.
Ada beberapa hal yang melandasi sikap saya seperti itu. Pertama hadits Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah bersabda, “Jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah tetangga-tetanggamu” (HR. Muslim). Saya diajarkan untuk berbagi makanan, bukan berbagi foto makanan. Dan banyak hadits-hadits lain tentang keutamaan memberi makan kepada orang lain.
Kedua pernah dalam suatu perjalanan mengirim barang dengan truk, di salah satu titik pemberhentiannya saya pernah melihat orang yang makan dengan mengais makanan sisa. Ketika saya tanya dia tidak punya uang.
Ini membentuk kesan kuat dalam pikiran saya bahwa kita mungkin bisa makan enak, tapi belum tentu dengan orang lain. Ketika hendak memposting makanan saya terpikirkan kembali momen tersebut. Bagaimana kalau yang melihat postingan makanan saya di dalam kondisi lapar? Pasti rasanya tidak nyaman. Itulah yang membuat saya nyaris tidak pernah memposting makanan.
Dan saya tidak menyesali pilihan itu, malah bersyukur apalagi di zaman pandemi covid. Karena banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan untuk makan saja sulit. Sementara untuk berbagai makanan, saya sendiri belumlah sanggup. Jadi menahan diri untuk tidak posting makanan di medos adalah pilihan yang bijak.
Tulisan ini dibuat karena saya lihat berita di Detik.com yang mewartakan Sekitar 55% populasi di Brasil kekurangan pangan selama setahun terakhir akibat pandemi. Akibatnya banyak warga Brazil yang rela mengais sisa buah dan sayur buangan. Apakah di Indonesia ada? Bisa jadi ada juga.
Perlu digaris bawahi bahwa sikap saya ini tentu tidak berlaku bagi teman-teman pelaku usaha yang yang bergerak di bidang kuliner. Saya sendiri mendorong kepada teman-teman itu untuk promosi makanan yang mereka produksi. Karena lewat makanan itulah mereka menghidupi keluarganya.
0 Comments