Hari ini kita akan membicarakan salah satu elemen dalam bauran pemasaran atau Marketing Mix yaitu harga. Secara sederhana harga dapat didefinisikan sebagai sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

Harga ini bukan hanya soal anda mendapatkan pemasukan, tetapi juga terkait dengan strategi bisnis menghadapi pesaing. Salah menetapkan harga akan berpengaruh pada pendapatan usaha anda.

Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, di mana suatu saat harga stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga juga dapat meningkat (misalnya ketika permintaan banyak sementara persediaan terbatas, maka harga akan naik) atau menurun (misalnya produknya banyak di pasaran tetapi permintaan berkurang) harga juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan, karena itu penting untuk menentukan penetapan harga.

Tujuan Penetapan Harga

Apa tujuan dari penetapan harga? Setidaknya ada lima tujuan penetapan harga yaitu:

Pertama untuk mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya dengan menetapkan harga yang kompetitif, maka usaha anda akan mendulang untung yang optimal. 

Kedua untuk mempertahankan perusahaan atau usaha dari margin keuntungan yang didapat, karena keuntungan perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan seperti untuk gaji atau upah karyawan untuk bayar tagihan listrik tagihan air pembelian bahan baku biaya produksi dan biaya lain-lainnya

Ketiga menggapai Return on Investement (ROI), perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan. Sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya model kembali.

Keempat menguasai pangsa pasar. Tujuan penetapan harga dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran, khususnya untuk konsumen yang sensitif terhadap harga atau konsumen yang terpacu pada harga.

Lima mempertahankan status quo ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan waktu yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

Metode Penetapan Harga

Setelah kita mengetahui tujuan dari penetapan harga, maka sekarang kita akan membicarakan mengenai metode penetapan harga. Bagi anda pengusaha pemula mungkin ini perlu untuk mempelajari. Perusahaan menetapkan suatu harga dengan melakukan pendekatan pendapatan harga secara umum yaitu meliputi satu atau lebih di antara tiga perangkat perkembangan berikut ini:

1. Cost Based pricing atau penetapan harga berdasarkan biaya. Ada dua tipe yang pertama adalah cost pluspricing, penetapan harga biaya plus metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling sederhana di mana metode ini menambahkan standar mark up terhadap biaya produk. Formula dari metode cost-plus-pricing adalah:

Biaya Total+Marjin= Harga Jual

Misalkan seorang pengusaha roti untuk memproduksi satu buah roti membutuhkan biaya total Rp. 1,500 untuk mendapatkan keuntungan sebanyak 20 % dari biaya total yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:Harga Jual= Biaya Total + MarjinHarga jual= Rp. 1,500 + (20% x Rp. 1,500)Harga Jual= Rp. 1,500 + Rp. 300Harga Jual= Rp. 1,800

Kedua adalah Break even analysis and target profit pricing, analisis peluang pokok dan penetapan harga laba sasaran merupakan suatu metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga apakah akan break even atau membuat target laba yang akan dicari.

Contoh perhitungan harga menggunakan metode target profit pricing.

Pada metode target profit pricing yang menggunakan analisis titik impas, di mana perusahaan tidak akan memperoleh keuntungan dan kekurangan atas modal yang telah dikeluarkan.  Kita harus menetukan dulu harga pokok produk (HPP). perhitungan hpp ini meliputi biaya-biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Rumus untuk menghitung hpp adlah biaya variabel dijumlah dengan biaya tetap lalu dibagi dengan jumlah produksi.

HPP=(Biaya tetap + biaya variabel)/jumlah produksi.

Setelah harga pokok produk didapat maka selanjutnya dapat melakukan perhitungan harga jual produk dengan presentasi keuntungan yang dinginkan melalui target profit pricing. Rumus untuk melakukan perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

Harga Jual= Harga Pokok Produk/(1-%laba)

Misalkan CV. Anu Saja membuat Roti tawar dengan biaya variabel total Rp. 15,000,000 dan biaya tetap total Rp, 50,000,000 menghasilkan produk roti tawar sebanyak 200,000 pcs, maka harga pokop produk per pcs nya adalah sebagai berikut:HPP= (Biaya variabel total+biaya tetap total)/jumlah produkHPP= (Rp. 15,000,000 + Rp. 50, 000,000)/200,000HPP= Rp. 65,000,000/200,000HPP= Rp. 325

Rekapitulasi untuk setiap target laba
Harga Pokok Produk (Rp)
Keuntungan
Harga Jual (Rp)
325
10 %
358
325
20 %
390
2. Value Based pricing. Yaitu penetapan harga berdasarkan nilai. metode ini menggunakan suatu persepsi nilai dari pembeli bukan dari penjualan untuk mendapat menetapkan suatu harga. Contoh tas Branded.

Perbedaan antara value based pricing dengan cost based pricing adalah dari titik mulainya penetapan harga. Jika pada cost based pricing penetapan harga dimulai dari produk, biaya produksi, harga produk, nilai produk, lalu konsumen. Pada value based pricing di mulai dari konsumen, nilai produk, harga produk, biaya produk, produk

3. Competition Based pricing. Penetapan harga berdasarkan persaingan. Ada dua metode pertama going rate pricing yaitu menetapkan harga berdasarkan harga yang berlaku, dimana perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan permintaannya.  Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dari pesaing utamanya untuk mendapatkan pelanggan. Contoh dari going rate pricing adalah penetapan harga di ojek online, di mana persaingan harga terjadi perang harga, bahkan perusahaan ojek online itu membakar banyak uang untuk mendapatkan pelanggan.

Kedua sealled-bid-pricing, penetapan harga penawaran tertutup dimana perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya atau permintaan perusahaan. Dinmana perusahaan mendasarkan harganya pada perkiraan mereka mengenai bagaimana pesaing menetapkan harga, dan bukan pada biaya sendiri atau permintaan. Perusahaan ingin memenangkan kontrak, dan untuk memenangkannya diperlukan penetapan harga yang lebih rendah dari perusahaan lainnya. Dengan demikian, penetapan harga penawaran tertutup adalah penetapan harga berdasarkan pada pendapat perusahaan mengenai bagaimana penetapan harga pesaing dan bukan pada biaya perusahaan atau permintaan digunakan ketika perusahaan mengajukan tender. Namun, perusahaan tidak dapat menetapkan harganya di bawah suatu level tertentu. Perusahaan tidak dapat menetapkan harga di bawah biaya tanpa mengancam posisinya. Sebaliknya, semakin tinggi perusahaan menetapkan harga di atas biaya, semakin kecil kemungkinan memperoleh kontrak. 

Oke sekian tulisan kali ini semoga bermanfaat. Silahkan menetapkan harga sesuai dengan kondisi usaha anda sat ini. Semoga sukses.

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *