baru-baru ini merilis sebuah prediksi tentang jumlah pengangguran di
seluruh dunia. Besarnya tidak main-main, pada tahun 2012 tercatat 197
juta orang di seluruh dunia tidak bekerja. Bagaimana dengan Indonesia,
sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbanyak kita pun memiliki jumlah
pengangguran yang besar sekitar. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Februari 2012, menunjukkan jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai
241,547 juta, jumlah angkatan kerjanya mencapai 120,41 juta orang.
Jumlah penduduk yang bekerja, sebanyak 112,80 juta orang dan yang masih
belum bekerja alias penganggur mencapai 7,61 juta orang atau sekitar
6,32% dari total angkatan kerja.
antara 7,61 Juta pengangguran tersebut, yang memiliki latar belakang
pendidikan perguruan tinggi (PT) atau sarjana mencapai 492343 orang,
Diploma l/ll/lll atau Akademi sebanyak 244.687 orang, dan lulusan SLTA/
SMK/MA mencapai 3.074.946 orang dan diperkirakan akan terus naik seiring
jumlah peningkatan jumlah angkatan kerja berpendidikan.
malangnya kita, sebagai generasi muda, lebih sering mencari kambing
hitam dalam masalah pengangguran ini dengan selalu menyalahkan dan
menghujat pemerintah, tanpa melihat kita pun bisa mengambil peran untuk
mengurangi pengangguran. Ibaratnya, kita lebih suka mengutuk kegelapan,
padahal tidak ada yang dapat diselesaikan dengan kutukan. Sama seperti
tidak bergunanya ratapan di depan sebuah bencana. Adalah lebih baik
menyalakan lilin dari pada mengutuk kegelapan. Toh Tuhan juga sudah
berfirman tidak akan mengubah keadaa suatu kaum sampai kaum itu mengubah
dirinya sendiri.
pandangan menarik dari Raymond W. Kao, seorang pakar ekonomi dari
Universitas Toronto yang mengatakan bahwa para wiraswasta memiliki peran
sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Para wiraswasta, kata Kao,
sangat membantu perekonomian sebuah bangsa, terutama karena kemampuannya
menciptakan pekerjaan. Mereka mentransfer pengangguran menjadi orang
mandiri bahkan menciptakan pekerjaan untuk orang lain.
kebanyakan orang tua memang mengarahkan anak-anaknya untuk menjadi
salah satu dari profesi tadi. Bahkan, banyak orang tua yang merasa
bangga jika anaknya berhasil menjadi pegawai negeri atau karyawan di
perusahaan, apalagi perusahaan swasta yang bonafid.
orang kantoran bukanlah segala-galanya dalam hidup ini. Menerima uang
gajian rutin dengan jumlah yang tetap setiap bulan, dan harapan akan
mendapat tunjangan hari tua setelah pensiun juga bukan satu-satunya
sumber penghasilan.
justru itu untuk kita yang masih muda-muda dan belum jadi orang
kantoran, kita bisa lebih leluasa mengembangkan keinginan kita. Selagi
belum tercemari oleh rutinitas kehidupan kantor, ada baiknya kita
menentukan arah hidup kita sendiri. Lalu kalau bukan jadi orang
kantoran, lantas jadi apa?
yang bisa menjadi kaya raya pada usia muda. Umumnya tidak menempuh
jalan standar: lulus SMA harus kuliah. Selesai kuliah dan sudah punya
ijazah sarjana, melamar kerja di perusahaan bonafid. Menjadi manajer,
akuntan, sekretaris, pengacara dan seterusnya yang ujung-ujungnya semua
sama = menjadi pegawai, mau pegawai negeri maupun pegawai swasta. Mereka
yang kaya pada usia muda ini berani mengambil jalan berbeda! Menurut
Robert T Kiyosaki, profesi yang paling memungkinkan untuk mencapai
kebebasan financial adalah wiraswasta.
secara etimologis berasal dari dua kata yaitu wira dan swasta. Wira
memiliki arti berani, utama, atau perkasa. Swasta memiliki arti menjadi
berdiri di atas kaki sendiri. Dengan demikian wiraswasta dapat dimaknai
sebagai keberanian dalam berusaha dengan kekuatan sendiri dan tidak
tergantung pada orang lain. Dalam dunia usaha, seorang wiraswasta akan
lebih mengandalkan diri sendiri untuk menjalankan suatu usaha ketimbang
menggantungkan diri pada orang lain dengan menjadi karyawan.
kata lain, seorang wiraswasta adalah seorang yang mandiri. Kemandirian
sendiri merupakan sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama
perkembangan, ketika individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan sehingga individu pada
akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan
kemandiriannya, seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat
berkembang dengan lebih mantap. Menjadi mandiri juga berarti memiliki
hasrat untuk bersaing, mampu mengambil keputusan dan inisiatif, percaya
diri dan bertanggung jawab pada apa yang dikerjakannya.
itu, Dion Dewa Brata, seorang dosen di UMN mengatakan bahwa sejatinya
wiraswasta adalah sikap mental yang perlu dikembangkan oleh setiap orang
yang ingin berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain dengan
menjadi karyawan. Keinginan untuk dapat mandiri inilah yang dapat
digunakan sebagai amunisi untuk meledakan semangat untuk bekerja keras.
kita yang muda yang berwiraswasta? Jawabanya tak lain karena kelebihan
kita justru pada kemudaan kita. Di mana ide-ide di kepala juga masih
fresh, energy kita pun masih berlebih. Tugas kita adalah mengelola
energy itu agar tersalurkan dengan benar.selain itu, kita juga salah
satu factor untuk mendorong Indonesia menjadi negara besar dari sisi
ekonomi, karena jumlah kelompok usia produktif yang besar, di mana
kelompok ini mendominasi piramida demografi penduduk Indonesia.
usaha apa? Yah usaha apa saja yang penting halal dan legal. Semua yang
ada di benak kita dan tentunya dapat dijadikan peluang usaha. Tenang,
tidak perlu gelar yang mentereng untuk jadi seorang pengusaha yang
terpenting memiliki keyakinan dan kerja keras mencapainya.
punya uang untuk modal usaha? Bukan masalah! Bahkan Purdi Candra,
seorang pengusaha kawakan berkata saat terbaik memulai usaha adalah saat
tidak punya apa-apa. Kondisi ini akan membuat kita kreatif untuk
menemukan ide. Anda dapat menjadi dropshiper atau affiliate marketing.
Tidak
ada alasan untuk tidak jadi seorang wirausahawan, karena wirausaha
berkaitan dengan sikap. Siapapun dapat menjadi seorang wirausaha. Mari
nyalakan lilin semangat wirausaha untuk Indonesia yang lebih baik.
Karena dengan tumbuhnya wirausaha 2 % saja dari total penduduk akan
menjadi penggerak pembangunan dan ekonomi Indonesia.
0 Comments