Artikel ini merupakan tulisan ketiga resume kelas online Pengelolaan Sampah Berkelanjutan yang saya ikuti dengan penyelenggaranya adalah SDG Academy Indonesia. Tulisan pertama Konsep sampah dan Hirarki Pengolahan Sampah dan Aspek Finansial Pengelolaan Sampah.  Silahkan baca bagian sebelumnya untuk mendapatkan informasi pengolahan sampah.

Konsep Ekonomi Sirkular

Mindset dalam Pengelolaan Sampah Berkelanjutan: “Sampah Adalah Sumber Daya”. Sampah tidak hanya barang-barang yang sudah tidak dapat digunakan tetapi dengan proses yang benar dapat menjadi barang baru. Proses pengolahan meningkatkan kembali nilai dari sampah juga mengurangi timbulan sampah. Sampah apabila dikelola dengan metode ini akan memberikan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan yang baik.
Ekonomi Sirkular adalah pendekatan penerapan sistem ekonomi melingkar dengan memanfaatkan sampah untuk digunakan sebagai bahan baku industri.

Pemikiran dalam Circular Economy

1. Cradle to Cradle

Konsep ini berfokus untuk mendesain produk secara efisien sehingga menghasilkan dampak positif serta mengurangi dampah negatif dari proses pembuatan hingga menjadi sampah nantinya.
Prinsip Dasar Cradle to Cradle
  • Tidak ada konsep sampah 
  • Menggunakan energi baru  dan terbarukan
  • Merespek alam seperti merespek manusia

2. Performance Economy. 

Konsep ini berfokus kepada pendekatan “closed loop” dalam proses produksi dengan empat tujuan utama:
  • Meningkatkan Jangka Waktu Produk
  • Produk Jangka Panjang
  • Rekondisi Aktivitas
  • Pencegah Sampah
Prinsip ini menekankan pada penjualan jasa dibandingkan produk.

3. Biomimicry (Terinspirasi oleh Alam)

Pendekatannya sebagai ‘disiplin baru yang mempelajari ide-ide terbaik alam dan kemudian meniru desain dan proses ini untuk memecahkan masalah manusia’. Mempelajari daun untuk menciptakan sel surya yang lebih baik adalah contohnya.
Prinsip Dasar Biomimicry” 
  • Alam sebagai model: Mempelajari model alam dan meniru bentuk, proses, sistem, dan strategi ini untuk memecahkan masalah manusia.
  • Alam sebagai ukuran: Gunakan standar ekologi untuk menilai keberlanjutan inovasi manusia.
  • Alam sebagai mentor: Melihat dan menghargai alam bukan berdasarkan apa yang dapat kita ekstrak dari alam, tetapi apa yang dapat kita pelajari darinya.

4. Industrial Ecology

Ekologi industri adalah studi tentang material dan aliran energi melalui sistem industri. Berfokus pada koneksi antara operator dalam ekosistem industri.
Tujuan utama Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan proses “Closed Loop”di mana: 
  • Limbah berfungsi sebagai masukan, sehingga menghilangkan gagasan tentang produk sampingan yang tidak diinginkan.
  • Ekologi industri mengadopsi sudut pandang sistemik, merancang proses produksi sesuai dengan batasan ekologi lokal sambil melihat dampak globalnya sejak awal, dan berusaha membentuknya agar berjalan sedekat mungkin dengan sistem kehidupan.

5. Natural Capitalism

“Modal alam” mengacu pada persediaan aset alam dunia termasuk tanah, udara, air, dan semuamakhluk hidup. Pada konteks ekonomi global di mana kepentingan bisnis dan lingkungan tumpang tindih, mengakui adanya saling ketergantungan antara produksi dan penggunaan modal buatan manusia dan aliran modal alam
Prinsip Utama Natural Capitalism
  • Meningkatkan produktivitas sumber daya alam secara radikal – Melalui perubahan radikal pada desain, produksi, dan teknologi, sumber daya alam dapat bertahan lebih lama dari yang ada saat ini. Penghematan biaya, investasi modal, dan waktu yang dihasilkan akan membantu penerapan prinsip-prinsip lainnya.
  • Pergeseran ke model dan bahan produksi yang diilhami secara biologis – Kapitalisme alam berusaha untuk menghilangkan konsep limbah dengan memodelkan sistem produksi loop tertutup pada desain alam di mana setiap keluaran dikembalikan tanpa membahayakan ekosistem sebagai nutrisi, atau menjadi masukan untuk proses manufaktur lainnya.
  • Pindah ke model bisnis “layanan-dan-aliran” – Memberikan nilai sebagai aliran layanan yang berkelanjutan daripada model penjualan barang tradisional menyelaraskan kepentingan penyedia dan pelanggan dengan cara yang menghargai produktivitas sumber daya.
  • Investasi kembali dalam modal alam – Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia dan tekanan terhadap modal alam, kebutuhan untuk memulihkan dan meregenerasi sumber daya alam semakin meningkat.

Manfaat Circular Economy 

Menurut Wilts, (2017) berikut adalah manfaat Circular Economy:

Manfaat Ketersediaan Sumber daya:

–  Meningkatkan ketahanan sumber daya 
– Menurunkan ketergantungan terhadap impor.

Manfaat Lingkungan:

– Pencegahan terhadap sampah
– Proteksi pada perubahan iklim

Manfaat Ekonomi: 

– Peluang bisnis 
– Meningkatkan  Inovasi

Manfaat Sosial: 

– Konsumsi berkelanjutan
– Peluang mendapat pekerjaan

Kebijakan Extended Producer Responsibility (EPR) 

Extended Producer Responsibility (EPR) merupakan pendekatan yang memberikan tanggung jawab kepada produsen baik secara finansial maupun fisik untuk melakukan pengolahan atau pembuangan (disposal) produk dari hasil konsumsi konsumen.

Manfaat dari EPR:

  1. Mengurangi jumlah timbulan sampah pada TPA
  2. Mengurangi beban finansial dan fisik dari pemerintah daerah untuk manajemen sampah
  3. EPR berfokus untuk clean production sehingga sampah yang dihasilkan tidak lebih  berbahaya dari sebelumnya
  4. Memberikan kompetisi kepada produsen untuk menghasilkan produk yang lebih tahan lama.

Ekonomi Sirkular Bank Sampah

Bank sampah muncul sebagai inisiatif masyarakat yang mempromosikan daur ulang dengan memberikan insentif uang kepada rumah tangga yang memisahkan dan menyimpan sampah anorganik (kertas, plastik, botol PET, logam, dll).
Sistem kerja bank sampah

Tantangan Bank Sampah

  1. Partisipasi rendah 
  2. Keuntungan sedikit 
  3. Kompetisi dengan pihak swasta 
  4. Tidak mudah untuk dilaksanakan
Categories: Opini

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *