Saya hobi travelling seperti kebanyakan orang-orang, setiap kali travelling pasti menghasilkan sampah. Khususnya sampah plastik bekas kemasan makanan. Hal ini menyebabkan saya juga berkontribusi dalam penambahan sampah.
Sampah plastik bekas travelling

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup, rata-rata orang Indonesia menghasilkan sampah di perkotaan pada tahun 1995 menghasilkan sampah 0,8 kg/hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000. Diperkirakan timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang per hari adalah sebesar 2,1 kg.
Sektor limbah terutama, sampah memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca dalam bentuk emisi metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang menyebabkan perubahan iklim. Apalagi Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA) di Indonesia adalah lahan terbuka yang sampahnya diolah dengan cara dibakar dan diurug. Pembakaran sampah juga menghasilkan karbondioksida, ditambah lagi dengan emisi gas yang dihasilkan oleh transportasi yang membawa sampah ke tempat pembuangan tersebut.
Sampah plastik kemasan makanan juga sering kita temukan di perairan, baik di laut maupun di sungai. Menurut Forti et al. (2020) Sampah yang berada di perairan berasal pengelolaan sampah perkotaan yang tidak baik. Sampah pada perairan diprediksikan akan terus meningkat seiring peningkatan populasi dan peningkatan tingkat konsumsi. Sampah di perairan didominasi oleh sampah plastik (90%), di mana 62% dari sampah tersebut adalah kemasan makanan dan minuman.
Data dari Bappenas pada tahun 2019 menyebutkan jika Jumlah kebocoran sampah plastik menuju laut Indonesia diprediksi sekitar 1,29 juta ton/tahun. Sementara, tingkat kebocoran sampah plastik ke perairan sungai hingga laut diprediksi lebih dari 70 persen jumlah timbulan.
Wow bukan dampak dari sampah plastik kemasan makanan jika tidak ditangani dengan baik. Padahal produk-produk yang dijual  di supermarket sampai warung-warung hampir 90% sudah dikemas dalam sebuah bungkusan yang sebagian besarnya adalah kemasan plastik.

Ecobrick jadi solusi pengolahan sampah non organik

Saat ini saya selalu berupaya membawa sampah plastik bekas kemasan makanan yang saya hasilkan setiap kali pergi keluar rumah. Sampah-sampah plastik hasil jalan-jalan ini saya pilah mana yang bisa didaur ulang mana yang tidak, untuk sampah kemasan yang tidak bisa didaur ulang akan disatukan dengan sampah plastik kemasan lainnya untuk kemudian diolah menjadi ecobrick. Saatnya Anak Muda Bergerak untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Apa itu ecobrick.

Ecobrick berasal dari dua suku kata, yaitu “Eco” dan “brick” artinya bata ramah lingkungan. Disebut “bata” karena ia dapat menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Ecobrick digunakan untuk membuat mebel modular, ruang kebun, dinding dan bahkan bangunan berskala penuh.
Ecobrick menurut ecobricks.org adalah botol plastik bekas yang penuh berisi segala jenis plastik bekas, bersih dan kering, mencapai kepadatan tertentu berfungsi sebagai balok bangunan yang dapat digunakan berulang-ulang. Ecobrick juga dapat dibuat dengan material yang tidak bisa terurai secara alami, yang akan mengeluarkan racun bagi lingkungan (Misalnya: Stereofom, kabel, baterai kecil, dll.).
Ecobrick merupakan pengolahan sampah dengan cara pemadatan, yaitu proses untuk mengurangi timbulan sampah dengan mengubah volume sampah itu sendiri. Ecobrick juga mampu memberikan kehidupan baru bagi limbah plastik. Tidak mencemari perairan atau berakhir di TPA, tapi dapat dimanfaatkan menjadi material bangunan dan furnitur.
Tidak semua jenis sampah dapat dimasukan ke botol dan menjadi ecobrik. Ada beberapa jenis sampah yang malah tidak boleh dijadikan ecobrick. Untuk jenis sampah yang bisa digunakan dan tidak bisa digunakan lihat gambar di bawah.

Bagaimana cara membuat ecobrick?

Membuat ecobrick sangat mudah, kita hanya butuh alat seperti gunting dan tongkat kayu. Sedangkan bahannya adalah botol bekas dan sampah non organik. 
1. Simpan, pisahkan, bersihkan, dan keringkan plastik
Ecobrick dibuat dari plastik yang bersih dan kering. Mulailah dengan memisahkan plastik dari bahan-bahan lainnya.
2. Masukan Sampah plastik ke dalam botol
Siapkan botol plastik 600 ml yang bersih dan kering. Masukkan plastik kresek terlebih dahulu untuk dasaran kemudian masukan potongan plastik dan sampah non organik lainnya.
3. Padatkan sampah
Pakailah alat bantu tongkat kayu untuk mendorong potongan plastik ke dalam botol hingga padat . Marimas Ecobrick harus padat , jika masih ada rongga udara maka harus dipadatkan lagi.
4. Timbang Ecobrick
Langkah terakhir timbang untuk memastikan berat Ecobricks sesuai stardart yaitu ±200 gram untuk botol 600 ml.

Manfaat ecobrick

Manfaat ecobrick menurut Maurilla Imron adalah sampah-sampah plastik akan tersimpan dan terjaga di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, menggunung, tertimbun dan lain-lain. Teknologi ecobrick memungkinkan kita untuk tidak menjadikan plastik di salah satu industrial recycle system, dengan begitu akan menjauhi biosfer dan menghemat energi.
Akhir kata, tidak semua sampah bisa didaur ulang. Khususnya plastik kemasan makanan yg dilapisi alumunium foil. Melalui paparan sinar matahari dan air, plastik terurai menjadi racun lingkungan dan mikroplastik. Mengemasnya ke dalam Ecobrick mencegah plastik meracuni biosfer.
Mengolah sampah menjadi ecobrick merupakan salah satu solusi pengendalian sampah plastik yang dapat dilakukan setiap individu. Saatnya Anak Muda Bergerak untuk Mitigasi Perubahan Iklim. 
Daftar Pustaka
Anonim. Panduan 10 Langkah Membuat Ecobrick. https://www.ecobricks.org/how/?lang=id.
Anonim. Sampah dan Perubahan Iklim. https://inswa.or.id/tahukah-kamu/ 
Yunus, Ahmad. Konsep sampah dan Hirarki Pengolahan Sampah. http://www.ahmadyunussukardi.my.id/2021/09/konsep-sampah-dan-hirarki-pengolahan.html
Categories: Opini

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *