Tulisan ke tiga dari mendongeng,  tulisan sebelumnya  12 MANFAAT DONGENG dan SEKILAS TENTANG DONGENG

Sering kali yang terjadi ketika anak- anak meminta untuk didongengi, reaksi kita malah mengerutkan kening. Bingung! Tak tahu harus dongeng apa. Susah dapat inspirasi. Kekeringan ide yang melanda. Ide merupakan hal terpenting dalam dongeng. Tapi jangan khawatir, sebagai karya yang bias dikatagorikan sebagai fiksi, banyak sekali sumber ide yang bisa digunakan untuk dongeng. Dari mulai benda di sekitar kita, hewan, tumbuhan, kita sendiri, anak, sampai hal-hal aneh yang tidak nyata dan rasional pun bisa kita jadikan dongeng. Jangan pernah ragu untuk mengambil ide apapun untuk dijadikan dongeng, walau sesederhana apapun dongeng kita, tetap akan menjadi hal menarik bagi anak.

Berikut ini adalah sumber – sumber ide untuk dongeng:

1. Kisah dari Al Quran

Lewat perantara Malaikat Jibril as, Allah SWT menurunkan wahyunya kepada Rasulullah saw. Allah telah memberikan pelajaranpelajaran yang luar biasa hikmahnya, sarat nasihat dan pelajaran hidup. ada begitu banyak kisah yang Allah sampaikan dalam Al Quran. Sampai–sampai Allah mengatakan bahwa kisah dalam Al Qur’an adalah kisah paling baik.

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang–orang yang belum mengetahu.” (QS. 12:3).

Berikut ini adalah kisah dalam Al Quran yang bisa kita jadikan pilihan dongeng untuk anak:

Kisah tamu Nabi Ibrahim QS. Al Kahfi ayat 51 dan 57; Adz Zariyat ayat 24 – 30

Kisah Ashabul Qoryah QS. Yasin ayat 13 – 39

Kisah Nabi Zulkarnain QS. Al Kahfi ayat 83 – 98

Kisah Maryam QS. Maryam ayat 16 – 36; At Tahrim ayat 12

Kisah Pemilik Dua Kebun QS. Al Qalam ayat 17 – 33

Kisah Pasukan Gajah QS. Al Fill ayat 2 – 5

Kisah Tentang surga QS. Ar Radu ayat 35; Muhammad ayat 15

Atau bisa juga tentang pertanyaan tentang penciptaan sesuatu dan jawabannya

Tentang Allah QS. An Nur ayat 35

Penciptaan Gunung QS. Ar Radu ayat 3; An Nabaa’ ayat 7; An Nahl ayat 15; Ar Mursalat ayat 27

Penciptaan Laut dan Sungai QS. An Nahl ayat 14 – 15

Penciptaan Hewan QS. Al Baqarah ayat 164; An Nahl ayat 5

Penciptaan Tumbuhan QS. Al An’am ayat 99

Kisah – kisah di atas hanyalah sebagian saja. masih banyak lagi kisah – kisah dan ide – ide lain yang dapat kita jumpai dalam Al Quran untuk dijadikan sumber inspirasi dalam mendongeng.

2. Kisah Para Nabi dan Rasul

Buku kisah Nabi dan Rasul sudah banyak beredar di berbagai toko buku. Jika punya dana lebih, kita bisa membelinya sesuai selera. Dan mengenai akhlak pun, kita tidak akan terlalu sulit untuk mencari kisah – kisahnya. Karena seluruh kehidupan Rasulullah mencerminkan Akhlak Al Quran (the living quran). Juga sebagai sumber mata air keteladanan yang tak pernah kering.

Mempelajari dengan seksama akan membuat kita mengetahui berbagai aspek kehidupan nabi, seperti kepribadian, akhlak, lingkungan, budaya, wawasan, pola pikir, bermuamalah, berumah tangga, bermasyarakat dan bernegara.

3. Dari Pengalaman kita.

Sadar atau tidak, kita juga adalah cerita. Perjalanan hidup yang telah kita lalui adalah penggalan-penggalan kisah tentang kita di dunia ini. Banyak kisah yang telah kita lalui. Pahit, manis, asam, dan getirnya hidup telah mewarnai perjalanan usia kita. Kita pernah mengalami masa kecil seperti anak-anak saat ini. Dan itu bisa dijadikan sebagai sumber ide untuk mendongeng.

Mungkin saat anda kecil belum ada televisi, kalau sekolah harus menyeberangi sungai, atau menggembala kerbau, dan segala sesuatu yang tidak ditemukan anak masa kini akan menjadi hal menarik bagi anak. Andrea Hirata juga menjadikan kisah masa lalunya sebagai sumber ide untuk novelnya yang jadi bestseller, tetralogy Laskar Pelangi. Deborah Joy Corey (Losing Eddie) menulis buku ketiganya, masih berkisar tentang pengalaman masa kecilnya. Mark Twain (Huckleberry Finn): menulis dengan menggunakan pengalaman masa kecilnya dengan menciptakan orang yang benar-benar berbeda dengan dirinya. Apakah anda punya kisah seru di masa lalu, kenapa tidak membaginya untuk orang lain?

Hanya saja, perlu kita perhatikan bahwa kenangan kita di masa lalu harus disesuaikan dengan tuntutan masa kini. Dengan kecenderungan cita rasa anak – anak masa kini.

Sebab anak-anak masa kini hidup dalam dunia yang berbeda dengan masa ketika kita masih kanak-kanak. Meskipun penghayatan fisik dan psikis secara universal semua anak sama saja di mana-mana, namun perkembangan teknik dan nilai-nilai budaya yang berbeda membawa perbedaan pula terhadap pandangan dan daya tanggap setiap anak.

4. Dari Pengalaman Sehari-hari.

Kita bisa saja mengambil ide dari pengalaman yang baru saja dialami oleh anak. Misalnya anak marah karena tidak dibelikan mainan atau anak sedang sedih karena benda kesayanganya rusak. Juga pengalaman lainnya. Merekalah sumber ide untuk mendongeng yang tak pernah kering. Perhatikanlah tingkah lakunya. Bagaimana anak merengek minta dibelikan sesuatu. bagaimana ia menghentakhentakan kakinya ketika mengambek.

Dongeng dari pengalaman anak sendiri ini akan lebih berkesan, karena emosional anak ikut terlibat secara penuh. Kita akan lebih mudah memberikan nilai–nilai kebaikan pada anak dengan nyaman melalui dongeng ini.

5. Ide dari Anak

Bingung diberondong permintaan anak untuk mendongeng? bila ide mentok kenapa tidak minta saja idenya dari anak. Coba anda tanyakan, “Ade, mau dongeng apa?” maka kita akan mendapatkan ide orisinal dari anak serta kejernihan hatinya. Pada anak usia 4-6 tahun, ide yang mereka sampaikan masih terbatas pada judul dongeng.

Misalnya, ‘monyet dan kancil’ atau ‘Ratu bunga’, pada usia di atasnya, anak sudah bisa membuat alur ceritanya sendiri walaupun sedikit dan sederhana. misalnya, ‘monyet dan kancil berebut makanan, mereka membuat lomba untuk menentukan siapa yang boleh mendapatkan makanan itu. Semakin tinggi usia anak, daya kreatif dan imajinasi mereka semakin bagus. Ini pun sekaligus sebagai bentuk penghargaan kita kepada ide anak. Dan kita pun akan diuntungkan karena tinggal mengolah ceritanya saja.

6. Dari Buku

Tidak semua orang hafal banyak dongeng secara lengkap. Oleh sebab itu, buku cerita dapat dipakai sebagai sumber ide untuk mendongeng. Ini adalah cara termudah dalam mendongeng. Kita bisa menjiplak dongeng yang ada dalam buku, dengan cara menceritakan kembali buku yang telah kita baca. Apabila kita belum membaca ceritanya terlebih dahulu, kita juga bisa membacakannya langsung.

Buku-buku dongeng untuk anak banyak sekali di pasaran. Baik yang ditulis oleh orang dewasa, maupun oleh anak-anak sendiri (penulis cilik). Cerita yang ditulis oleh anak-anak, apa yang mereka ungkapkan memang sesuai dengan dunia mereka sendiri, yaitu dunia anak-anak. Cerita yang ditulis oleh orang dewasa pun mencerminkan dunia anak dan ditulis dengan teknik-teknik penulisan cerita anak.

Manfaat lainnya, jika kita membiasakan diri mendongeng dengan buku, mau tidak mau kita akan terlibat dengan buku, karena kita harus memilih buku yang didongengkan. Lama kelamaan kita akan tahu mana buku yang baik untuk anak dan buku yang buruk untuk anak.

7. Cerita Rakyat

Indonesia adalah negara yang sangat kaya budayanya. Khazanah budaya kita juga menyimpan cerita rakyat yang melimpah ruah banyaknya. Tiap daerah pasti punya cerita rakyatnya, baik itu kisah asal asul daerah tersebut, cerita kepahlawanan, dan sebagainya. Namun, perkembangan berbagai bentuk sastra lisan, termasuk cerita rakyat, tidak sepesat dahulu. Hal ini mungkin disebabkan karena makin longgarnya ikatan adat dan kebiasaan dalam masyarakat atau juga karena ketidakpedulian masyarakat, terutama generasi mudanya. Cerita rakyat ini bisa kita jadikan sebagai sumber ide untuk mendongeng. sekaligus memperkenalkan anak kepada kebudayaan bangsa Indonesia.

8. Mimpi

Berapa banyak mimpi yang kita alami hanya berlalu begitu saja? Robin Hemley (The Last Studebaker dan All You Can Eat) mengatakan salah satu sumber cerita adalah mimpimimpinya.

Suatu hari ia terbangun dengan satu bayangan seorang lelaki yang menggali kebun milik istrinya. Bekas impian itu ia olah menjadi bahan baku cerita, mengisahkan seorang lelak yang dihantui rasa bersalah dan cinta akibat bercerai dengan istrinya. Sebagai ungkapan kerinduan, cinta, perasaan berdosa setiap hari ia menanam bunga di kebun miliknya.

Mimpi bisa juga kita jadikan sebagai sumber cerita untuk dongeng pada anak. Yang perlu diperhatikan adalah apakah ada hikmah yang bisa kita sampaikan dari dongeng yang idenya kita ambil dari mimpi.

9. Gubahan Cerita

Bisa saja kita mendongeng dari gubahan cerita. Kita juga boleh mengubah ide cerita dengan tokoh yang sudah dikenal anak, akan tetapi alur ceritanya diubah. Misalnya tokoh Naruto adalah anak saleh yang patuh pada orang tua. Bisa juga cerita lainnya dengan tokoh Avatar, Dora, Tsubasa, atau tokoh – tokoh yang tidak asing bagi anak.

Pada saat kita mendongeng dengan tokoh yang sudah dikenal oleh anak dengan versi lain, anak akan terangsang daya pikirnya bahwa dunia ini tidak hanya seperti yang mereka ketahui. Pengubahan tokoh ini sekaligus sebagai wadah ‘pembetulan’ karakter tokoh yang tidak Islami.

Pertemuan para tokoh dalam satu cerita juga boleh. Bahkan kita juga bisa mengembangkan cerita yang satu dengan cerita yang lain. Misalnya kita akan menggabungkan cerita Malin Kundang dengan Cinderella dan Roro Jongrang. 

Maka cerita yang terjadi adalah Malin Kundang anak yang durhaka dikutuk oleh ibunya, bukan menajdi batu, akan tetapi menjadi sepatu kaca. Dan oleh ibu si Malin Kundang ini, sepatu kaca itu dipakai kesebuah pesta, namun karena terburu – buru, sepatu itu ketinggalan di pesta. Lalu sang pangeran yang berdansa dengan ibu Malin Kundang tak bisa tidur karena melihat sepatu kaca itu dan terus memikirkan ibu Malin Kundang. 

Akhirnya sang Pangeran berkeliling ke wilahyahnya untuk mencari pemilik sepatu kaca itu. Sang Pangeran pun akhirnya berhasil menemukan ibunya Malin Kundang. Dan sang Pangeran meminta ibunya Malin Kudang untuk menjadi istrinya, akan tetapi ibunya Malin Kundang mengajukan syarat agar membuatkan seribu sekolah dalam satu bulan. Sang Pangeran memenuhi persyaratan itu.

Sang Pangerang kerja keras selama satu bulan untuk membuat sekolah. Dan persyaratan itu pun terpenuhi oleh Pangeran. Akan tetapi, ibu Malin Kundang mengingkari janjinya, ia tidak mau menikah dengan pangeran. Karena tidak memenuhi janjinya, sang Pangeran mengutuk ibu Malin Kundang menjadi tiang.

Wah menarik bukan. Tentu anak akan terangsang untuk mengetahui akhir ceritanya. Hanya saja, untuk anak yang masih dibawah lima tahun akan kesulitan memahami alur ceritanya, jadi sebaiknya dongeng seperti ini untuk anak usia diatas empat tahun.

Referensi 

Afra, Afifah (2007). How To Be A Smart Writer. Solo: Indiva Media Kreasi

Annida. (2004). Buku Sakti Menulis Fiksi. Jakarta: Pustaka Annida

Liotohe, Wimanjaya K. (1991). Petunjuk Praktis Mengarang Cerita Anak – Anak. Jakarta: Balai Pustaka

Nur’aini, Farida. (2007). Ma, Dongengin Aku Yuk!. Solo: Indiva Media Kreasi

Seokanto SA (1998). Seni Bercerita Islami. Depok: Bina Mitra Press

Syahrezade, Ryan (2002, Agustus). Teknik Bercerita untuk Anak. Warta, hal 19 – 20

Yudisia,Sinta. 2009. Sumber Cerita Fiksi. http://sintayudisia.wordpress.com/2009/01/31/sumber-cerita-fiksi MANFAAT DONGENG

Categories: literasi

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *