imageSaya sangat jarang ke Jakarta. Minggu 6 Maret kemarin merupakan langkah pertama di tahun ini menginjakkan kaki ke ibu kota yang hamil tua lagi besar itu, pergi ke pameran yang konon katanya pameran buku terbesar di Indonesia. Sebenarnya ada keraguan antara pergi atau tidak. saya merencanakan sabtu ke sana, tapi banyak halangan. Belakangan alhamdulillah banyak tamu yang mampir ke tempat usaha kami yang sederhana. Lagi pula kelelahan membuat tubuh ingin istrihat. Anehnya, minggu 6 Maret itu seperti dorongan untuk melangkahkan kaki ke Islamic Book Fair, apalagi itu hari penutupan.
Saya pun berangkat ke acara yang sudah di gelar dari 15 tahun lalu itu. rencananya membeli beberapa buku yang menarik bagi saya. Meski saya juga belum menentukan judulnya, kontras dengan tahun lalu yang sudah menetapkan judul dan nama penerbitnya. Ketika sabtu kemarin saya kedatangan tamu dari Serang, mas Doni. Ia sempat terkaget juga, melihat koleksi buku yang ada di ruang kerja. Dan ia menanyakan jenis buku apa saja yang mau saya baca. Secara pribadi saya mulai menerapkan membaca secara tematik, dan tema besarnya adalah ekonomi, khususnya inovasi di bidang bisnis dan bisnis dalam koridor islam. Nah buku dengan tema itu yang saya mau cari. 

Ternyata pergi ke IBF hari libur ditambah hari penutupan juga, sungguh melelahkan. Pengunjung yang hadir sangat membludak. Sudah tentu berdesakan dan panas pula. Satu persatu stan dilihat-lihat. 

Saya berhenti di stan BPS, soalnya sekelebat mata dalam perjalanan saya tak sengaja membaca spanduk Sensus Ekonomi 2016. Tentu saja mau tanya tentang itu, eh mereka dalam rangka sosialisasi Sensus Ekonomi membuat game. Saya tentu saja ikut game itu, memilih salah satu pertanyaan. Dan pertanyaannya adalah “Apakah perusahaan yang bergerak di bidang TI tidak ikut disensus pada Sensus Ekonomi 2016”. Pilihan jawabanya IYA atau TIDAK. Setelah berhasil menjawab maka hadiah pun masuk ke tas. Tapi karena pelaku usaha saya diminta mengisi kuisioner dan melihat pertanyaan dalam sensus Ekonomi, menurut saya pertanyaan dalam sensus yang sulit dijawab adalah pendapatan perbulan bagi pelaku ukm yang tidak memiliki catatan keuangan. 

Terus bagaimana dengan bukunya? setelah berkeliling ke banyak stand. Membaca kilat judul buku yang bertumpuk-tumpuk. Akhirnya saya memilih 7 judul buku dari beberapa penerbit.imageTadinya mau nambah. Sayang sekali uang tunai saya terbatas. Sudah antri lama di ATM mobile milik BSM, eh jaringannya malah byar pet. Yah, gak jadi tarik duitnya. ini pesan khusus untuk BSM yang menjadi sponsor IBF tolong persiapkan juga teknisi buat menangani masalah seperti itu! 

Akhirnya saya pun balik kanan. Pulang kembali ke Tangerang. Saya kira hari libur Jakarta tidak akan macet, tapi sungguh naif. Jakarta tetaplah kota yang hamil tua dan besar dengan masalah, salah satunya yah macet yang membuat saya malas menginjakkan kaki…. 
 -Ahmad Yunus- 
Categories: Jurnal

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *