Mewujudkan Ide Membangun Playground dari Ban Bekas

Ahmad Yunus

Hari ini anak-anak semakin kekurangan lahan untuk bermain. Berbeda dengan zaman saya kecil yang tersedia banyak tanah lapang untuk bermain outdor dengan memainkan berbagai macam permainan tradisional seperti gobak sodor, engklek, dan lain-lain. Minimnya lahan bermain anak membuat mereka lebih diasyikan dengan gadget yang berpengaruh pada kemampuan motoriknya. 

Dikutip dari parenting.co.id Fenomena anak dengan kemampuan motorik lemah mulai terjadi belakangan, ketika penggunaan gadget mulai mewabah hingga ke anak-anak batita sekalipun. Misalnya saja, semakin banyak anak usia TK yang bahkan belum mampu memegang pensil dengan benar, atau anak SD kelas 3 yang tulisan tangannya masih jelek. Selain itu, menurut sebuah penelitian yang dilakukan di sekolah-sekolah di Inggris, banyak pula anak yang mengalami keterlambatan berbicara atau kemampuan berbahasa yang kurang atau cadel akibat penggunaan gadget yang berlebihan.

Keterampilan motorik sendiri ada dua macam, yaitu keterampilan motorik halus (Fine Motor Skill) dan keterampilan motorik kasar (Gross Motor Skill). Kemampuan motorik halus, seperti yang dikutip dari situs productivemamas.com, merupakan kemampuan mengkoordinasi gerakan otot kecil  dari anggota tubuh yang melibatkan jari kaki, jari tangan, pergerakan mulut dengan koordinasi mata. Contoh dari kegiatan ini adalah menulis, menggunting, merobek kertas, dan bermain musik. Menstimulasi keterampilan ini dapat berguna untuk memacu anak menekuni bidang seperti art atau musik. 

Berbeda dengan keterampilan motorik halus, Keterampilan motorik kasar lebih menekankan kepada  kemampuan mengkoordinasi gerakan otot besar di keseluruhan anggota tubuh, terutama tangan dan kaki. Keterampilan Motorik kasar, seperti yang dikutip dari situs productivemamas.com, merupakan keterampilan untuk merangkak, berdiri, berlari, berjalan, melempar, atau bisa dibilang kemampuan fisik. Keterampilan motorik kasar ini dapat membantu anak agar cepat mandiri dan mendorong anak menemukan bakat dari keterampilan fisiknya. Untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar, anak diarahkan pada kegiatan yang menggerakkan seluruh tubuh terutama lengan dan tungkai. Permainan dan olahraga secara berkelompok atau massal adalah kegiatan yang banyak direkomendasikan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak.

Dampak lain keterbatasan lapangan untuk bermain anak-anaik selain kecanduan gadget, adalah anak-anak memanfaatkan tempat yang tidak semestinya untuk bermain. Bermain di jalan kampung atau perumahan adalah contohnya, bermain di lokasi ini membuat anak-anak riskan tertabrak oleh kendaraan yang lalu lalang. Ada juga yang bermain di tempat lebih berbahaya seperti bantaran sungai, bukan satu dua berita kasus anak-anak hilang dan meninggal terseret arus sungai saat bermain. 

Eksekusi Membangun Playground dari Ban Bekas

Berangkat dari kondisi tersebut saya tergerak untuk membuat playground atau lapangan bermain yang ramah untuk anak-anak. Tidak hanya ramah anak, tapi juga ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah ban bekas dan disulap jadi wahana bermain anak.

Syarat utama untuk membuat playground adalah lahan, saya memanfaatkan ruang  lapang di Taman Kupu-kupu Sukardi yang berlokasi di Desa Gintung Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang.  Playground yang dikembangkan di taman kupu-kupu Sukardi mengambil tema hewan. Selaras dengan konsep konservasi yang kami gaungkan, sebagai bentuk kepedulian atas lingkungan, maka saya memilih menggunakan material dari bahan bekas. 

PENGALAMAN MEMBUAT EKOWISATA KUPU-KUPU DI KALA PANDEMI COVID-19

Ban bekas dipilih  sebagai material utama karena tersedia di sekitar kami. Sebagiannya didapat dengan meminta kepada bengkel dan sebagian lagi dengan cara membeli. Ban bekas, jika diolah dengan terampil dapat menjadi wahana bermain menarik di playground. Untuk warna sendiri di pilih warna-warna terang karena akan memancing ketertarikan anak.

Bicara soal pendanaan, pembangunan playground tidak menggunakan dana hibah dari pemerintah. Dana yang digunakan murni dari kantong pribadi dan donasi dari masyarakat. Untuk mendukung pembangunan playground ini, saya membuka donasi online lewat situs kitabisa.com.

Saat ini sudah berhasil membuat tiga wahana bermain anak memamfaatkan ban bekas dengan dana yang terkumpul lewat donasi online.  Tiga sarana bermain dari pembangunan playgorund tahap pertama adalah halang rintang dari ban bekas, tempat duduk berbentuk hewan Jerapah dan Zebra, serta  jungkat jungkit besar. 

Rencananya bulan maret kami akan menambahkan empat fasilitas dan wahana bermain anak. Adapun rencana global penambahan fasilitas  adalah Pembuatan ayunan dari ban bekas, Pembuatan lapangan Engklek, Mainan keseimbangan berbentuk kuda dari ban bekas, Tempat duduk hewan siput dari ban bekas. Ayo dukung kami dengan berdonasi di proyek playground Taman Kupu-kupu Sukardi. Kami masih menerima Donasi secara online via Kitabisa.com/tamankupu2sukardi.

Untuk dokumentasi pembuatan playground dari ban bekas ini, saya sudah membuatkan videonya. Jika ingin melihat proses pembuatan masing-masing permainan dapat klik link Dokumentasi Video Playground dari Ban bekas

Categories: Prakarya

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *