Setiap kali memasuki musim tanam selalu ada keluhan pupuk menjadi langka dan mahal. Hal ini karena sangat tergantungnya petani pada pupuk buatan pabrik. Padahal dulu buyut-buyut kita tidak pernah mengalami hal tersebut, karena menggunakan bahan organik sebagai pupuknya. 

Ketika saya kecil, saya pernah melihat kakek-kakek yang mengumpulkan daun-daun kering di bawah pohon Ambon. Daun-daun tersebut kemudian dikomposkan, hasil komposnya ini kemudian diberikan kepada tanaman di kebunnya. Itu adalah pemandangan yang pernah saya lihat puluhan tahun silam. Sekarang jarang sekali petani yang mau repot-repot membuat pupuk sendiri.

Menurut Professor of Soil Science dari Universitas Andalas, Dian Fiantis, sebelum 1960-an, nama pupuk buatan seperti Urea, TSP atau SP-36 maupun KCl belum dikenal. Petani kala itu tidak memupuk dengan pupuk dari pabrik melainkan pakai pupuk kandang. Produksi padi, jagung, ubi dan sayur-mayur yang keluar dari lahan pertanian saat itu tetap tinggi dengan rasa yang lebih enak.

Pupuk Kompos yang bermanfaat.

Pupuk kompos adalah jenis pupuk organik padat. Pupuk ini berasal dari bahan organik yang telah melalui proses fermentasi.

Pengomposan merupakan proses bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba – mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut  agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi dan  penambahan aktivator pengomposan.

Berdasarkan penjelasan di balittanah.litbang.pertanian.go.id, seluruh bahan organik sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber kompos, termasuk sampah organik hasil rumah tangga.

Pupuk kompos memiliki manfaat ditinjau dari beberapa aspek, seperti aspek ekonomi , aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek bagi tanah atau tanaman adalah sebagai berikut. Dilansir dari situs cybex.pertanian.go.id berikut adalah manfaat pupuk kompos.

Aspek Ekonomi

  • Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
  • Mengurangi volume atau ukuran limbah.
  • Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada asalnya.

Aspek Lingkungan

  • Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
  • Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah Atau Tanaman

  • Meningkatkan Kesuburan tanah
  • Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

Memulai Aksi kecil

Salah satu hal yang sedang saya coba lakukan adalah mengkomposkan sampah organik. Sampah hasil rumah tangga dan daun-daun kering sekitar rumah.

Material yang digunakan adalah karung. Untuk komposter yang digunakan adalah cairan Em4 pertanian yang sudah diencerkan dengan air.

Percobaan saya membutuhkan waktu minimal 1 bulan untuk menghasilkan kompos yang matang. 

Video uji coba bisa dilihat pada tayangan di bawah ini.

Mulai dari yang terkecil, mulai dari rumah. Pilah sampah organikmu, lalu komposkan.

Categories: Urban Farming

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *